AKTUALISASI NILAI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN SATU UNTAI BERBANTUKAN DADU PANCASILA PADA SISWA SDN 2 SERANGAN
AKTUALISASI NILAI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN SATU UNTAI BERBANTUKAN DADU PANCASILA PADA SISWA SDN 2 SERANGAN
Artikel dipublikasikan tanggal 8 s.d 11 Oktober pada Seminar Nasional Guru Pendidikan Dasar Tahap II Tahun 2019 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN di Hotel Hotel Swiss-Belinn Saripetojo Solo Jl. Slamet Riyadi No. 437, Sondakan, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57147

PENDAHULUAN
Upaya membangun insan penerus bangsa
secara utuh sesuai amanat UUD 1945 dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan
di sekolah. Sekolah berkewajiban membangun jati diri manusia Indonesia
seutuhnya selain meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan, harus
disinergikan dengan peningkatan spiritual dan sosial. Bagaimanapun baiknya
kualitas pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa jika tidak diimbangi
dengan sikap spiritual dan sikap sosial akan dapat menggerus nilai-nilai dasar
moral manusia Indonesia sebagai mahkluk individu, sosial dan ciptaan Tuhan.
Mengutip
pendapat ilmuan dunia yaitu Albert Einstein yang menyatakan bahwa “ilmu tanpa agama
lumpuh dan agama tanpa ilmu buta”. Pernyataan
ini mempertegas bahwa pengetahuan yang dikembangkan untuk meningkatkan
kompetensi-kompetensi tertentu pada diri siswa tidak akan memiliki nilai yang
berarti bilamana pengetahuan tersebut tidak memiliki kebermanfaatan bagi
sesama. Jika tidak diimbangi dengan sepiritual dan sosial, bahkan akan
menumbuhkan individu-individu yang chauvinisme. Kondisi seperti ini sangat
mungkin terjadi di era digital yang penuh dengan ketidakpastian. Pesatnya
perkembangan globalisasi di abad 21 seperti sekarang ini jika hanya disikapi
dengan peningkatan intelektual pengetahuan dan keterampilan dan mereduksi
pengembangan sepiritual dan sosial akan semakin membiaskan marwah dan
dasar-dasar perjuangan bangsa Indonesia.
Sejatinya
sepirit kebangsaan dan nilai-nilai moral Pancasila sangat digalakan oleh
perintah pusat maupun daerah. Nawa Cita Presiden Jokowidodo pada poin ke
delapan menegaskan tentang perlunyamenggalakan revolusi mental untuk memperkuat
karakter kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia, Penguatan Pendidikan
Karakter yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017, Peraturan
Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang BPIP, sedangkan di daerah khususnya
Provinsi Bali pemerintah menggalakan jiwa kebangsaan melalui Peraturan Gubernur
Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Pakaian Busana Adat Bali, Peraturan
Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang pelindungan dan penggunaan bahasa,
aksara, dan sastra Bali serta penyelenggaraan bulan Bahasa Bali, dan Surat
Edaran Wali Kota Denpasar Nomor 434/1419/BKPP/2016 mengenai imbauan bagi
instansi, lembaga pemerintah maupun swasta untuk menggunakan Bahasa Bali saat
hari Rabu, dan Rerainan Purnama Tilem.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memproteksi berbagai pengaruh
arus globalisasi yang jika tidak disaring akan dapat menggerus sendi-sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara termasuk nilai-nilai moral Pancasila.
Upaya
penguatan sikap sepiritual dan sosial pada diri siswa dapat dilakukan dengan
mengembalikan sepirit kebangsaan berdasarkan Pancasila. Penumbuhan karakter
kebangsaan yang mencerminkan jiwa Pancasila pada siswa di sekolah sebenarnya
sudah diterapkan dalam setiap proses
pembelajaran, namun hasilnya masih dalam capaian kognitif berupa teks tulis dan
lisan, belum terlihat secara nyata dan membudaya. Hal ini dialami di SDN 2
Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Provinsi Bali. Persatuan dan semangat
gotong royong, toleransi, dan kerja keras selalu dikumandangkan di sekolah, akan
tetapi belum menjadi sesuatu bagian yang utuh dalam diri siswa. Walaupun pembudayaan
sekolah seperti berdoa, bersikap adil, jujur, tugas piket, sopan santun, saling
menghargai, toleransi, dan disiplin sudah diterapkan namun tetap memerlukan
penguatan melalui aktualisasi dan apresiasi perilaku yang mencerminkan
nilai-nilai Pancasila.
Abstraksi
nilai-nilai Pancasila memerlukan aktualisasi secara langsung sehingga tercipta
budaya di SDN 2 Serangan sebagai representasi dari penananam konsep selama
proses pembelajaran. Penghayatan nilai Pancasila jika terus diaktulalisasikan
secara nyata di sekolah dapat membangun kekuatan budaya yang berbasis Pancasila.
Jika aktualisasi nilai-nilai Pancasila di SDN 2 Serangan sudah membudaya akan
dapat menjadikan sekolah sebagai basis lingkungan aman, nyaman, damai, toleran,
gotong royong, religius, mandiri, dan cerdas.
Rumusan
masalah dalam kajian ini adalah apakah siswa Kelas VI SDN 2 Serangan dapat
mengaktualisasikan nilai—nilai Pancasila melalui pembelajaran SATU UNTAI
berbantukan dadu Pancasila ?.
Tujuan
kajian ini adalah ingin mengetahui apakah siswa kelas VI SDN 2 Serangan dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran SATU UNTAI berbantukan
dadu Pancasila.
Gambar 1. Dadu Pancasila Karya Siswa SDN 2 Seangan
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam dadu Pancasila:
|
|
2.
Bekerjasama
antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda.
3.
Saling
hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya
4.
Tidak
memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
2.
Mengakui persamaan derajat.
3.
Mencintai sesama manusia.
4.
Tenggang rasa dan tepa selira.
5.
Tidak semena-mena kepada orang lain.
6.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
7.
Melakukan kegiatan kemanusiaan.
8.
Membela kebenaran dan keadilan.
1.
Mengutamkan
kepentigan bangsa dan negara.
2.
Rela
berkorban untuk kepentingan negara.
3.
Cinta
tanah air
4.
Bangga
menjadi bagian bangsa
5.
Memelihara
ketertiban
6.
Mengembangkan
persatuan atas dasar Bhineka Tunggal Ika
7.
Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
8.
Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
1.
Mempunyai
hak, kewajiban, dan kedudukan yang sama
2.
Tidak
memaksakan kehendak
3.
Bermusyawarah
4.
Semangat
kekeluargaan
5.
Menghormati
keputusan bersama
6.
Menerima
dan melaksanakan keputusan bersama
7.
Mengutamakan
kepentingan bersama dalam musyawarah.
8.
Musyawarah
dengan akal sehat
9.
Keputusan
yang diambil dapat dipertanggungjawabkan
2.
Adil
terhadap sesama
3.
Menjaga
keseimbangan hak dan kewajiban
4.
Menghormati
hak orang lain.
5.
Suka
memberikan pertolongan kepada orang lain
6.
Tidak
melakukan pemerasan dan pemborosan
7.
Tidak
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kepentingan umum
8.
Suka
bekerja keras
9.
Menghargai
karya orang lain
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan
utama pembelajaran SATU UNTAI adalah mengamati video dan mencermati peristiwa
yang digambarkan kemudian mengaitkan
dengan nilai-nilai Pancasila. Lanjutan dari kegiatan mengamati adalah menulis
kata/kalimat berdasarkan video. Catatan setiap kelompok dijadikan bahan diskusi
untuk menemukan berbagai pemecahan masalah, kemudian merumuskan tindak lanjut. Tahapan
komunikasi kelompok secara bergiliran
memainkan dadu Pancasila. Seluruh siswa mendapatkan kesempatan yang sama dalam
bermain.
Gambar
yang muncul dikaitkan dengan nilai yang dapat diterapkan. Nilai yang disebutkan
oleh pemain, dicatat oleh seluruh siswa sebagai bahan diskusi sebelum
ditetapkan menjadi suatu komitmen. Setelah semua kelompok mendapat kesempatan
bermain, komitmen yang sudah tercatat didiskusikan bersama. Apabila disetujui,
komitmen ditulis dan ditandatangai dalam bentuk Fakta Integritas setiap anggota
kelompok. Komitmen ini sebagai rujukan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila di lingkungan sekolah. Sebagai bahan rujukan bagi siswa dalam
mengaktualisasikan nilai Pancasila guru memfasilitasi siswa dengan lembar
nilai-nilai Pancasila.
Tabel 1. Komitmen Aktualisasi Nilai pancasila
|
NO |
KELOMPOK |
KOMITMEN YANG
DIHASILKAN |
|
1 |
|
1. Saya
akan bersikap adil kepada teman-teman di kelas 2. Saya
akan beribadah dengan sungguh-sungguh 3. Saya
akan menghormati para pahlawan 4. Saya
akan bertoleransi kepada teman di sekolah 5. Saya
akan menghormati teman yang sedang berdoa 6. Saya
akan bermusyawarah dengan kelompok 7. Saya
akan berdoa menghormati jasa para pahlawan 8. Saya
akan membantu guru |
|
2 |
|
1. Saya
akan menunjukan solidaritas sesama teman 2. Saya
akan menghargai hak asasi manusia 3. Saya
akan sopan kepada guru 4. Saya
akan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 5. Saya
akan menjaga kerukunan antar umat beragama 6. Saya
akan beribadah dan tidak membeda-bedakan teman 7. Saya
akan melaksanakan tugas piket di sekolah 8. Saya
akan menjalin persatuan dengan teman di sekolah |
|
3 |
|
1. Saya
akan bersyukur kepada tuhan 2. Saya
akan bermusyawarah untuk membuat tugas kelompok 3. Saya
akan membagi makanan kepada teman-teman yang membutuhkan 4. Saya
akan melaksanakan tugas piket bersama teman 5. Saya
akan bermusyawarah mengerjakan tugas 6. Saya
akan melaksanakan tugas piket dengan benar 7. saya
akan berbagi susah dan senang bersama teman |
|
4 |
|
1. Saya
akan membantu teman yang kesusahan 2. Saya
akan bermusyawarah dengan teman mengerjakan tugas kelompok 3. Saya
akan berbuat adil kepada teman 4. Saya
akan bergotong royong dengan teman 5. Saya
akan menolong teman yang kesusahan 6. Saya
akan hadir pada teman yang kesusahan |
|
5 |
|
1. Saya
akan menunjukan sikap hormat kepada bendera merah putih 2. Saya
akan berbagai alat tulis dengan teman 3. Saya
akan beribadah dengan sungguh-sungguh 4. Saya
akan menolong teman yang kesusahan 5. Saya
akan bermusyawarah menentukan ketua kelompok 6. Saya
akan bersikap adil dalam mengerjakan tugas kelompok 7. Saya
akan melaksanakan slogan bhineka tunggal ika 8. Saya
akan melaksanakan makna dari bendera merah putih |
Tabel
2. Dokumentasi Aktualisasi Nilai Pancasila
NO | KELOMPOK | AKTUALISASI NILAI PANCASILA |
1 | ||
2 | ||
3 | ||
4 | ||
5 |
Masih
ada seorang siswa (Kelompok III/Kepala Banteng) memerlukan bimbingan khusus
dalam berkomunikasi, karena siswa ini jarang berkomunikasi dan cenderung
pendiam. Cara yang ditempuh untuk mengurangi kesenjangan ini adalah dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok untuk memberikan peran bagi siswa mengaktualisasikan perbuatan-perbuatan baik
yang diinginkan. Cara ini cukup efektif dapat membantu keberanian siswa. Evaluasi
pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai Pancasila di SDN 2 Serangan dilakukan oleh
guru kelas bekerjasama dengan teman sejawat. Seluruh guru menjadi teladan dan
mengawasi pelaksanaan pembiasaan setiap jam sekolah.
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas, maka
simpulan yang dapat ditarik dari kajian ini adalah siswa kelas VI SDN 2
Serangan dapat mengaktualisasikan nilai Pancasila melalui pembelajaran SATU
UNTAI (Salam, Amati, Tulis, Komunikasikan, Tanggapi dan Apresiasi) berbantukan
dadu Pancasila. Pemanfaatan dadu Pancasila dapat menumbuhkan pemahaman siswa
tentang nilai-nilai Pancasila. Permainan dadu Pancasila menumbuhkan keberanian
berbicara sehingga tercipta komitmen dalam bentuk Fakta integritas yang secara
nyata dilaksanakan oleh siswa terintegrasi dalam pembelajaran dan kegiatan
pembiasaan di lingkungan SDN 2 Serangan. Berdasarkan kesimpulan disarankan bagi
guru untuk memberikan teladan nilai-nilai Pancasila dan menerapkan metode
pembelajaran SATU UNTAI berbantukan dadu Pancasila agar siswa terbiasa
menerapkan nilai-nilai Pancasila.
DAFTAR
PUSTAKA
Kemdikbud. (2019). Materi Pelatihan Guru. Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015.
Jakarta : Kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Kemdikbud. (2019). Penguatan Pembelajaran Nilai dan Moral Pancasila. Jakarta :Pusat
Kurikulum dan pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan. Diunduh Tanggal 4
September 2019
Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018
tentang Hari Penggunaan Pakaian Busana Adat Bali. Diunduh Tanggal 7 Agustus
2019
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Diunduh Tanggal 7 Agustus 2019
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018
tentang BPIP. Diunduh Tanggal 7 Agustus 2019
Surat Edaran Wali Kota Denpasar Nomor
434/1419/BKPP/2016 mengenai imbauan bagi instansi, lembaga pemerintah maupun
swasta untuk menggunakan Bahasa Bali saat hari Rabu, dan Rerainan Purnama Tilem. Diunduh Tanggal 7 Agustus 2019.
Trianto. (2009). Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Konsep, Landasar, dan Implementasinya
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Diunduh Tanggal 4 September 2019.















Bagus sekali dan sangat menginspirasi. Semangat terus Bapak
BalasHapus